Minggu, 16 Juli 2023

Ki Hajar Dewantara

     


 Ki Hajar Dewantara terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat pada tanggal 2 Mei 1889, Ia dibesarkan dalam lingkungan keraton Pakualam di Yogyakarta, putra dari Pangeran Haryo Suryaningrat. Soewardi Soerjaningrat menamatkan sekolah di ELS (Sekolah Dasar Belanda), Ia sempat kuliah di STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tetapi tidak sampai tamat karena sakit. 
    Soewardi Soerjaningrat dikenal sebagai aktivis sekaligus jurnalis pergerakan nasional yang pemberani. ia bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar, antara lain, Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. , pada 20 Mei 1908 ia sempat bergabung dengan Boedi Oetomo di Batavia. 
    Bersama Cipto Mangunkusumo serta Ernest Douwes Dekker yang dikenal dengan Tiga Serangkai pada tahun 1912 mendirikan Indische Partij. Dalam tulisan "Seandainya Aku Seorang Belanda" (judul asli: "Als ik een Nederlander was"), yang dimuat surat kabar De Expres, Soewardi Soerjaningrat diasingkan ke Pulau Bangka. Namun demikian kedua rekannya membela Soewardi Soerjaningrat, akhirnya mereka bertiga diasingkan ke Belanda (1913). Di sinilah Soewardi Soerjaningrat merintis cita-citanya memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh "Europeesche Akta",      
    Soewardi kembali ke Indonesia pada tahun 1919 dan bergabung dalam sekolah binaan saudaranya. Pada tanggal 3 Juli 1922 Ia mendirikan Perguruan Nasional Tamansiswa (Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa). Soewardi Soerjaningrat memakai nama Ki Hadjar Dewantara. Perguruan Nasional Tamansiswa memiliki semboyan dalam bahasa Jawa berbunyi ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. ("di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan"). 

    Setelah Indonesia Merdeka Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari universitas Gadjah Mada. Ki Hajar Dewantara meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 26 April 1959 dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata. 
   
Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959).


1 komentar: